selamat datang di blog saya, semoga dapat bermanfaat..amien

Sabtu, 10 April 2010

Kekuatan Cinta


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah kekuatan cinta. Bahkan saat ini banyak film-film yang menggambarkan keberadaan cinta, kesungguhan cinta, mereka menyuguhkan cerita cinta yang cukup monumental dan bahkan sebagian dari film-film tersebut ada yang sampai menembus Box Office.

Dan tentu saja yang ingin saya suguhkan disini bukan hanya yang pernah kita tonton di film ataupun sinetron. Kekuatan cinta yang saya maksud di sini adalah kekuatan cinta yang sesungguhnya, yang nyata dan yang sejati.

Sering kita berbicara cinta, hampir setiap hari semua orang membicarakan cinta, dan bagaimana bentuk dari cinta itu sendiri. Tentu saja hal pertama kali yang akan saya bahas disini adalah cara pandang kita sebagai manusia tentang masalah cinta itu sendiri. Apa yang saya pahami dan yang orang lain pahami tentang cinta perlu adanya satu kesamaan. Ibaratnya, dua orang ingin mendengarkan sebuah lagu. Yang satunya ingin Volume di perkeras supaya lebih greget mendengarnya, dan yang satunya lagi ingin suara yang pelan saja supaya bisa menikmati lagi dengan santai. Tapi kalau suaranya sedang-sedang saja dua-duanya bisa lebih menikmati indahnya lagu tersebut. Dari sinilah bisa ditemukan satu pemahaman yang sama walaupun adanya suatu perbedaan.

Apa itu cinta? Cinta adalah memberi dan menerima. Sesuatu bisa di katakan cinta apa bila ada tuntutan sesuatu. Cinta tidak akan menjadi sesuatu yang sejati apabila tidak ada ketulusan di dalamnya. Cinta tidak bisa dikatakan cinta apabila tidak ada kejujuran dari palung hati. Oleh karena itulah cinta memiliki kunci dalam merasakan dan menjalankannya. Kuncinya adalah memberi bukan menerima, melainkan memberi terlebih dahulu. Bukan sebuah kata “apa yang bisa aku dapatkan dari kamu”.

Kalau cinta di jalankan hanya untuk mendapatkan sesuatu dari orang lain, tentu hal ini akan membuat hubungan tidak akan berjalan dengan baik. Begitu tidak mendapatkan apa-apa maka berakhirlah sebuah hubungan. Untuk itulah, harusnya kita sebagai manusia yang di ciptakan Allah dengan akal dan fikiran mampu untuk mengembangkan pola fikir supaya tidak terlalu sempit dalam mencerna segala sesuatu yang kita hadapi dalam kehidupan ini. Dari apa yang akan saya dapatkan di ganti apa yang bisa saya berikan lebih bukan hanya sesuatu yang standart. Tentu saja pada saat memberikan sesuatu yang lebih kita tidak berfikir atau mengharapkan suatu balasan. Dan memberikan sesuatu yang lebih itu hanya sekedar saja tanpa ada satu keinginan dan tidak ada tendensi apa-apa. Karena itulah dikatakan Allah swt dalam Al-Qur’an.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambahkan nikmat kepadamu. Jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim:7)

Dari potongan ayat di atas dikatakan bahwasannya dengan kita memberikan sesuatu yang lebih bahkan lebih dari standart, maka kita akan mendapatkan berbagai macam effect dalam kehidupan yang tak pernah terpikirkan dalam bayangan kita sendiri, sebuah kepercayaan yang muncul dari dalam hati, dan juga dari orang lain, juga keuntungan yang berlipat ganda. Untuk itulah berilah sesuatu yang lebih tanpa berfikir untuk mendapatkan keuntungan yang lebih pula.
Dari uraian di atas kata “CINTA” memiliki arti yang sangat dalam di kehidupan yang nyata ini. Cinta adalah:
1. Kesetiaan dalam sebuah prinsip. Dimana cinta adalah komitmen pada prinsip, bukan berkomitmen di luar prinsip.
2. Mengikuti kata hati nurani dari palung hati. Cinta tidak pernah bicara logika dan cinta itu tidak bisa di logikakan.Itulah yang disebut dalam islam sebagai “fitrah”. Dengan mengikuti, menaati, dan mematuhi suara hati nurani yang disebut dengan “fitrah”. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwasannya setiap bayi itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, bersih dari segala dosa. Orang tuanya lah yang akan membuat bayi itu menjadi beda.
Dalam sebuah permasalahan kita tidak selalu atau harus bertanya pada otak. Kadang kita juga perlu bertanya pada hati nurani kita. Dari sini kadang muncul sesuatu yang kontradiktif antara otak dan hati nurani. Pada saat itulah untuk menenangkan hati nurani terlebih dahulu dibandingkan dengan otak. Kenapa demikian, kalau otak di dahulukan maka yang mucul di sini adalah Egoisme. Kalau hati nurani yang ditenangkan terlebih dahulu maka yang akan muncul adalah kerendahan hati dan kelembutan.
3. Cinta adalah kemenangan. Dimana sebuah kemenangan yang di dapatkan adalah bukan hanya kemenangan fisik saja tetapi juga non fisik. Yaitu kemenangan yang bisa di sentuh dan kemenangan yang tidak bisa di sentuh atau yang sering di katakan dengan kemenangan Invisible yakni kemenangan yang tak terlihat oleh mata atau tidak nyata. Hal ini di dikatakan Allah swt dalam al-Qur’an yang artinya:
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya. Maka, masuklah ke dalam jama’ah hamba-hambaku, dan masuklah ke dalam surge-Ku” (al-Fajr : 27 – 30)
Dalam sebuah buku saya pernah membaca percakapan Rasulullah saw dengan sahabat beliau yang bernama al-Harits. Rasulullah bertanya pada al-Harits, “bagaimana kabar anda hari ini wahai Harits?” kemudian Harits menjawab, “sekarang saya telah menjadi seorang mukmin yang sejati.” Rasulullah bertanya lagi, “dari mana engkau tahu bahwa engkau adalah mukmin yang sejati?” Harits menjawab, “Ya Rasulallah, ada tiga cirinya. Pertama, aku lihat surga dihadapanku, yang kedua aku melihat dunia ini tidak ada nilainya di sisiku, dan yang ketiga aku merasakan kehadiran Tuhan.”
Inilah yang disebut dengan keuntungan yang tidak terlihat.
4. Pencerahan, orang tidak akan merasakan nikmatnya sebuah cinta sebelum mengalami yang namanya proses pencerahan. Yang dimaksud dengan proses pencerahan di sini adalah proses di mana apabila proses pencerahan itu terjadi antara nilai-nilai agama itu sudah tidak bisa di pisahkan lagi dari kehidupan kita sebagai manusia dalam menjalani kehidupan ini. Manusia akan mendapatkan suatu proses pencerahan apabila sudah memiliki internalisasi. Nilai-nilai islam bukan hanya tampak diluar saja, tetapi nilai-nilai islam juga masuk ke dalam jiwa manusia.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwasannya cinta itu terletak dalam diri manusia. Kenapa harus di hati? Di sini ada tiga alasan kenapa cinta itu terletak di dalam hati manusia. Alasannya adalah sebagai berikut:
Pertama, hati merupakan pusat perubahan. Mengubah dari rasa benci menjadi rasa sayang. Kalau pusat perubahan sudah mengalami suatu perbaikan, maka hati akan lebih mudah menumbuhkan dan menanamkan rasa cinta.
Kedua, hati adalah pusatnya keputusan. Alangkah indahnya bila sesuatu dihasilkan keputusan-keputusan yang bijaksana dan lahir darri hati yang memiliki rasa cinta. Sehingga keputusan-keputusan yang sudah di ambil menyenangkan semua pihak, bukan sekedar sebuah keputusan yang memenangkan satu pihak dan mengalahkan satu pihak lainnya.
Ketiga, hati adalah pusat kebijaksanaan. Dengan adanya cinta yang terpelihara dengan baik di hati, kita akan menjadi orang yang bijaksana.

Dari pengertian cinta di atas, kita sebagai manusia harus bisa menempatkan cinta dalam kehidupan kita, yaitu dalam hati. Dan dalam hatipun perlu yang namanya pengelolaan hati sehingga bersemi cinta yang begitu tulus, sehingga muncul cinta yang luar biasa memberikan kekuatan pada diri kita.

Perlu di ketahui dalam diri manusia ada 2 bagian. Yang pertama, adalah rasa takut dimana rasa takut ini yang menanamkan adalah Allah. Setiap manusia harus mempunyai rasa takut yang diperbolehkan oleh agama yaitu: takut kepada Allah, takut pada siksa-Nya dan takut melanggar perintah-perintahnya. Yang kedua, adalah rasa harap. Tuhan menumbuhkan rasa harap ini supaya manusia tidak terkungkung dengan perasaan takut yang akan menjadikan manusia hidup dalam ketakutan yang over dosis, yang menjadikan kecemasan. Dan rasa harap apabila berlebihan akan menjadikan manusia yang over optimis, sehingga cenderung untuk meremehkan, sombong dan cenderung bersifat nekat.

Di sinilah peran cinta sangat berperan untuk memberikan sebuah kekuatan, kelapangan hati, kelapangan jiwa. Sehingga orang akan bisa dengan mudah membuka hatinya, pikirannya untuk menerima kritikan, saran, dan koreksi. Dan juga membuka tangan untuk orang lain.

Dari berbagai uraian di atas bahwasannya kekuatan cinta sangatlah penting dalam kehidupan ini. Sebagai contoh: coba kita membayangkan ibu kita yang masih sehat, dengan senyumnya yang selalu menghiasi bibirnya tiba-tiba meninggal di hadapan kita, terbujur kaku. Pernahkan kita membayangkan kita membayangkan masa-masa bahagia bersama dirinya. Berada dalam pelukannya, kita mendapatkan air susunya. Setelah dewasa kita mengabaikan perintah-perintahnya, harapannya, begitu besar pengorbanan mereka, tapi kita belum bisa membalasnya walau setetes embun yang paling kecil di antara yang terkecil. Dalam hati pasti berkata :”Tuhan begitu cepat kau ambil dia, mengapa tak kau ambil aku dulu, begitu besar pengorbanan dia tapi aku belum bisa membalasnya. Uang, dan segala yang ada tak mampu untuk membalas pengorbanannya. Ampuni saya, tuhan berikanlah kesempatan satu kali lagi, hidupkanlah dia, saya akan selalu berada di sampingnya, menemani dia, mencurakkan semuanya untuk dia.

Tapi hal itu tak mungkin, itu hanyalah sebuah penyesalan. Ia takkan kembali. Hal terakhir yang bisa kita lakukan adalah menempelkan tangan kita ke keningnya. Kita cium dahinya dengan cinta, mengirimkan rasa hangat di tubuhnya, tetesan air mata, hanya itu yang mampu di berikan pada saat dia meninggal dunia, meninggalkan kita untuk selamanya. Air mata adalah sebuah saksi di akhirat nanti kalau kita pernah berbakti pada ibunda. Di sinilah kesempatan terakhir kita, kekuatan cinta, tuhan berikan kekuatan dan ketabahan untuk bisa menghadapi semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 blog islami | Design : Noyod.Com Sponsored by NewBloggerTemplates